DISEMINASI APLIKASI TEKNOLOGI BIOSELULER DAN AEROPONIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI KENTANG
DISSEMINATION OF APPLICATIONS OF BIOCELLULAR AND AEROPONIC TECHNOLOGY TO INCREASE POTATO PRODUCTION
Abstract
benih bermutu. Penangkaran kentang secara konvensional terkendala dengan produktivitas yang masih rendah. Untuk itu diperlukan teknologi baru yang aplikatif dan adaptif yang mampu meningkatkan produksinya. Aplikasi teknologi perbanyakan dengan menggabungkan teknologi bioseluler (kultur jaringan) dan teknologi aeroponik merupakan cara yang dapat ditempuh untuk penyediaan bibit kentang bermutu yang lebih efisien. Di samping itu, gabungan kedua teknologi tersebut mampu menghasilkan benih kentang dalam waktu yang relatif singkat dengan jumlah mencapai 10 kali lipat dibandingkan teknik konvensional. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan mendeseminasikan teknologi bioseluler dan teknologi aeroponik kepada Kelompok Tani Harapan Baru di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
Kata kunci: benih, kentang, degeneratif, bioseluler, aeroponik
ABSTRACT
Potato productivity in Indonesia is still constrained by the availability of quality seeds. Conventional potato breeding is limited by its low productivity. Therefore, new applicable and adaptive technologies are needed that can increase potato seed production. The application of propagation technology by combining biocellular technology (tissue culture) and aeroponic technology is a way that can be taken to provide quality potato seeds more efficiently. In addition, the combination of the two technologies is able to produce potato seeds in a relatively short time with the amount reaching 10 times compared to conventional techniques. The purpose of this activity is to introduce and disseminate biocellular technology and aeroponics technology to the Harapan Baru Farmer Group in Nagari Alahan Panjang, Lembah Gumanti District, Solok Regency.
Keywords: seed, degenerative, potato, biocellular, aeroponic
Downloads
References
[2] BPS. 2019. Statistik Indonesia 2019. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
[3] PTPP [Pusat Teknologi Produksi Pertanian]. 2017. Diseminasi Apli-kasi Teknologi Aeroponik untuk Me-ningkatkan Produksi Kentang di In-donesia. Diakses: https://ptpp.bppt.go. id/index.php/component/k2/item/3, tanggal 24 November 2021.
[4] Suliansyah, I., Helmi, B. Santosa, F. Ekawati. 2017. Pengembangan Sentra Produksi Bibit (Penangkaran) Kentang Bermutu Melalui Aplikasi Teknologi Bioseluler di Kabupaten Solok. Jurnal Logista 1(2): 106-116.
[5] Suwarno, W. B. 2008. Sistem Perbenihan Kentang di Indonesia. Diakses: http://www.situshijau.co.id tanggal 20 Maret 2011.
[6] Nichols, M. 2006. Berry fruit in Belgium. Practical Hydroponics and Greenhouses 90:41-46.
[7] Farran, I., and Mingo-Castel, A.M. 2006. Potato minituber production using aeroponics: effect of plant density and harvesting intervals. American Journal of Potato Research 83(1):47-53.
[8] Otazú, V. 2010. Manual on quality seed potato production using aeroponics. p. 44. Available at http: //cippotato.org.research/publication/manaul-on-quality-seed-potato produc-tion-using-aeroponics. Inter-national Potato Center (CIP), Lima, Peru.
[9] Saparso, K. Faozi., E. Sumarni. 2011. Formula Larutan Dalam Sistem Aeroponik Pembenihan Kentang. Laporan Penelitian Kerjasama Balitbang Propinsi Jateng dan Pulit Pengembangan Teknologi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto