PEMANFATAAN TEKNOLOGI SEBAGAI UPAYA MENGURANGI RESIKO GAGAL PANEN CABAI MERAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

THE UTILIZATION OF TECHNOLOGY AS MEANS TO REDUCE RED CHILI HARVEST FAILURE RISKS IN SIMALUNGUN DISTRICT, NORTH SUMATERA

  • Ernitha Panjaitan Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, Medan, Sumatera Utara
  • Ramli Lubis Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, Medan, Sumatera Utara
  • Medi Nainggolan Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, Medan, Sumatera Utara
  • Lamria Sidauruk Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, Medan, Sumatera Utara

Abstract

Desa Ujung Bawang merupakan salah satu desa sentra tanaman cabai, berhubung potensi agroklimatnya yang mendukung pertumbuhan dan produksitanaman. Namun, selama beberapa tahun belakangan Desa ini mengalami kemarau yang berkepanjangan. Hal ini menjadi masalah besar bagi petanicabai yang hanya mengandalkan air hujan untuk pengairan, sehingga terjadi gagal panen cabai. Petani juga kesulitan memperoleh pupuk subsidi dari pemerintah karena terbatasnya persediaan, dan di pasaran pupuk langka serta harganya mahal. Melalui program kemitraan dengan petani, telah dilakukan penerapan teknologi dengan metode irigasi tetes dari sumber mata air yang berada dekat lahan petanikemudian mengalirkannya ke lahan dengan sistem kontrol. Selanjutnya dilakukan pelatihan pengolahan limbah kulit ceri kopi menjadi kompos. Kegiatan ini memberikan dampak positif kepada petani mitra, yaitu: petani tidak kesulitan lagi untuk mengairi tanamannya; petanitidak tergantung pada pupuk subsidi maupun pupuk yang dibeli dari luar; dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan limbah menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan memenuhi beberapa kriteria SNI 19-7030-2004. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi memberikan penurunan biaya produksi sebesar 39,05% dan peningkatan pendapatan sebesar 12,4% dari petani yang belum memanfaatkan teknologi. Walaupun produksi yang diperoleh lebih rendah dari petani yang belum memanfaatkan teknologi (2,93%), hal ini disebabkan lahan baru pertama sekali ditanam cabai.


Kata kunci:  Cabai, Irigasi tetes, Limbah, Kompos


ABSTRACT


Ujung Bawang Village is one of the centers of chili plantation due to its agro-climate that supports growth and production. However, these past years the village experienced prolonged dry season. This became a problem with chili farmers that depended only on rainwater, which caused production decline. Aside from that, farmers also experienced difficulties acquiring subsidized fertilizer from the government due to supply limit and lack of stock or unaffordable prices in stores. Through partnership program, we’ve applied a technology with drip irrigation method from water source near the land with control. Training to process coffee cherries waste to become compost was also done. These resulted in positive impacts to farmers, which are: (1) no difficulty to irrigate plants; (2) not dependant on subsidized or purchased fertilizer anymore; (3) knowledge and skill advancement to process waste into compost. The compost produced passed some of SNI 19-7030-2004 criteria. Research shows these reduce production cost as much as 39,05% and increase income to 12,4% more than farmers who haven’t applied the technology. Although production rate was lower than farmers who haven’t applied it (2,93%), this is due to soil’s first time being planted with chili.


Keywords: Chili, Drip irrigation, Waste, Compost

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Badan Pusat Statistik, 2015, Kabupaten Simalungun Dalam Angka, Kantor Statistik Simalungun Provinsi SumateraUtara.
[2] Sumarni, Nani dan A. Muharam, 2005. Budidaya Tanaman Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran ; Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. No.2, ISBN : 979 – 8304 - 40.3. Lembang.
[3] Hidayat, A., R. Rosliani, A.A. Asandhi, dan N. Sumarni. 2003. Optimasi penggunaan input produksi dalam usahatani sayuran Leisa di dataran tinggi. Lap. Hasil Penelitian . BalitsaLembang.
[4] Nurfalach D.R. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Di UPTD. Perbibitan Tanaman Hortikultura Desa Pakopen Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
[5] Afrizon. 2015. Potensi Kulit Kopi Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos di Propinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu: Bengkulu
[6] Sri SH, et al., 2007. Kualitas Arang Kompos Limbah Industri Kertas dengan Variasi Penambahan Arang Serbuk Gergaji. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol. 5. No. 2 Pusat Penelitian Hasil Hutan : Bogor.
[7] Novita,Elida,F. dan Hendra A.P.2019. Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam. Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian. Agrotek. DOI : 10.33096 / agrotek.v2i2.62.
[8] Ariyanti, FA, Setiapermas, MN, Fitriana, N, & Zamawi 2013, Kajian inovasi teknologi irigasi di lahan pekarangan pada musim kemarau, Laporan Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian JawaTengah
[9] Meinarti Norma Setiapermas dan Zamawi.2013.Pemanfaatan Jaringan Irigasi Tetes di Dalam Budidaya Tanaman Hortikultura.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) JawaTengah.
[10] SNI No.19–7030–2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik
Published
2020-12-30
How to Cite
PANJAITAN, Ernitha et al. PEMANFATAAN TEKNOLOGI SEBAGAI UPAYA MENGURANGI RESIKO GAGAL PANEN CABAI MERAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA. LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, [S.l.], v. 4, n. 2, p. 582-588, dec. 2020. ISSN 2655-951X. Available at: <http://logista.fateta.unand.ac.id/index.php/logista/article/view/447>. Date accessed: 25 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.25077/logista.4.2.582-588.2020.
Section
Articles