PEMANFATAAN BIJI KARET SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DI KUD KARYA MUKTI KECAMATAN JUJUHAN ILIR KABUPATEN BUNGO
Abstract
Provinsi Jambi memiliki peran yang cukup besar dalam dalam bidang perkebunan karena memiliki beberapa komoditi unggulan seperti perkebunan kelapa sawit dan karet. Kabupaten Bungo tahun pada tahun 2016 memiliki perkebunan karet seluas 98220 hektar dan perkebunan kelapa sawit mencapai 97.630 Ha. Penggunaan tanah secara simultan dalam perkebunan sawit akan mengurangi kualitas tanah, sehingga berdampak pada kualitas sawit yang dihasilkan. Untuk meningkatkan produksi, digunakan pupuk, yang biasanya digunakan berupa pupuk sintesis, yang dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan tanah, sehingga dibutuhkan keterampilan masyarakat dalam menghasilkan pupuk berbasis alam (organik) dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian. Salah satu limbah pertanian yang dilaporkan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Mukti Kecamatan Jujuhan Ilir, Kabupaten Bungo adalah biji karet, yang hampir sebagian besar belum termanfaatkan dengan baik. Biji karet diketahui memiliki mikroorganisme lokal yang bersifat probiotik sebagai fermenter dalam reaksi fermentasi menghasilkan pupuk organik. Pengabdian kepada masyarakat dalam mengolah potensi tersebut sangat diperlukan dalam rangka penerapan teknologi tepat guna bagi petani dan untuk menerapkan sistem pertanian organik untuk menciptakan produk pertanian yang berkualitas dan sehat serta menciptakan salah satu pupuk organik cair yang ramah lingkungan. Tujuan Program ini adalah untuk memberikan pelatihan dan kompetensi kepada masyarakat dalam mengolah limbah perkebunan untuk menghasilkan pupuk organik cair yang merupakan salah satu dekomposer yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hasil perkebunan. Selain itu, untuk jangka panjang, diharapkan program ini dapat meningkatkan keterampilan masyarakat untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.
Kata kunci: Sawit, Karet, Fermenter, Pupuk Cair
ABSTRACT
Jambi Province has a significant role in the plantation sector because it has several superior commodities such as oil palm and rubber plantations. In 2016, Bungo District had rubber plantations covering 98.220 hectares and oil palm plantations 97.630 hectares. The simultaneous use of land in oil palm plantations will reduce the quality of the soil, thus having an impact on the quality of the palms produced. Usually, synthetic fertilizers use to increase production yields. The continued use of synthetic fertilizers will harm the soil and the environment, so that community skills are needed to produce natural-based (organic) fertilizers by utilizing agricultural waste. The Karya Mukti cooperative reports that rubber seeds are agriculture waste that has not to use appropriately. Rubber seeds are known to have local microorganisms that are probiotic as a fermenter in the fermentation reaction to produce organic fertilizer. Community service in processing this potential is needed to apply appropriate technology for farmers and to apply an organic farming system to create quality and healthy agricultural products and to create one of the environmentally friendly liquid organic fertilizers. This program aims to provide training and competence to the community in processing plantation waste to produce liquid organic fertilizer, which uses the decomposer to improve the quality of plantation products and also improve community skills to make quality and competitive products.
Keywords: Palm Oil, Rubber, Fermenter, Liquid fertilizer