PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI PENYADARTAHUAN STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PRODUKSI DAN PENYEMPURNAAN KEMASAN PADA PRODUK OLAHAN MINUMAN JAHE INSTAN PADA KELOMPOK WANITA TANI D’SEKAR
ENTREPRENEURSHIP ASSISTANCE THROUGH AWARENESS OF STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PRODUCTION AND PACKAGING IMPROVEMENTS ON PROCESSED INSTANT GINGER DRINK PRODUCTS TO D'SEKAR WOMEN FARMING GROUP
Abstract
Jahe merupakan jenis rimpang paling banyak dibudidayakan oleh petani hutan rakyat Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Pada umumnya, jahe di tanam di bawah tegakan tanaman keras melalui sistem agroforestri. Selama ini hasil panen berupa jahe segar dijual langsung ke pasar. Namun, seringkali harga jual di pasar fluktuatif sehingga petani enggan menjual pada saat tersebut. Apabila kondisi tersebut berkepanjangan, maka jahe yang disimpan akan busuk. Oleh karena itu, Kelompok Wanita Tani (KWT) D’Sekar mengolah jahe menjadi produk minuman jahe instan agar dapat meningkatkan harga jual sekaligus memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga. Akan tetapi, hingga saat ini produk minuman jahe instan yang dibuat oleh KWT D’Sekar masih sangat sederhana dan belum menggunakan Standard Operasional Procedure (SOP) produksi, sehingga dalam mengontrol kualitas produksi tiap batch sulit dilakukan. Selain itu, kemasan yang digunakan masih sangat sederhana dan belum memiliki izin edar Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan meliputi penyuluhan, penawaran perbaikan kemasan produk minuman jahe instan, dan pendampingan dalam pengurusan PIRT. Melalui pengabdian kepada masyarakat, diharapkan akan meningkatkan produksi, daya jual dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan anggota KWT D’Sekar.
Kata kunci: kewirausahaaan, SOP produksi, jahe instan, kemasan, kelompok wanita tani
ABSTRACT
Ginger was the most widely cultivated rhizome by private forest farmers in Gempolan Village. Kerjo District, Karanganyar Regency. Ginger was planted under forest stands though agroforesty. The harvested ginger was sold directly to the market. However, the ginger selling price was fluctuates, thus the farmers were reluctant to sell at that time. If this condition was prolonged, the stored ginger will rot. Therefore, the Woman Farmers Group (WFG) D’Sekar processes ginger into instant gingger drink product in order to increase the selling price while providing additional income for their family. However, instant gingger drink product that made by WFG D’Sekar was simple and not use production Standard Operating Procedure (SOP) yet. Therefore, controling the production quality of each batch was difficult. In addition, the packaging used was very simple and not yet have food distribution permit, Home Industry Food Production (HIFP). Though community service, it was expected to be able increase on instant gingger drink production, marketability, and lead into increasing family walfare of WFG D’Sekar members.
Keywords: entrepreneurship, SOP of production, instant ginger, packaging, women farmers group
Downloads
References
[2] Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. 2021. Kecamatan Kerjo dalam Angka 2021. Karangayar: Badan Pusat Statistik.
[3] Widodo T, Indratna AD, Putri APIKS, Oktavia MS, Azzahra EO, Pertiwi YAB, Agustina A, Nufus M, Supriyadi. 2022. Pola Agroforestri yang Diterapkan oleh Petani Hutan Rakyat di Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Prosiding Seminar Nasional dan Pra Lokakarya Nasional “Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif” diselengarakan di Surakarta, 19 Mei 2022, 6 (1): 898-909.
[4] Muchlas, dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
[5] Triyono K, dan Sumarmi. 2018. Budidaya Tanaman Jahe di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kab. Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Adiwidya, 2 (2): 1-9.
[6] Farrel KT. 1990. Spices, Condiments, and Seasonings. Westport: The Avi Publishing Company, Inc.
[7] Sukmaningrum A, dan Imron A. 2017. Memanfaatkan Usia Produktif dengan Usaha Kreatif Industri Pembuatan Kaos pada Remaja di Gresik. Paradigma, 5(3): 1-6.
[8] Pratama PAA, dan Sudibia IK. 2022. Analisis Produktivitas Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Klungkung. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 11 (03): 1261-1288.
[9] Tim Pengembangan MKDK. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
[10] Detik Jateng. 2022. UMK Karanganyar 2023 Masihkah Jadi yang Tertinggi di Solo Raya?B https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-6382281/umk-karanganyar-2023-masihkah-jadi-yang-tertinggi-di-solo-raya. Diakses tanggal 25 November 2022.
[11] Hasugian FMA, Panggabean L. 2019. Peran Perempuan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Rangka Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar 2, 111–135.
[12] Firmansyah A. 2019. Pemasaran Produk dan Merek (Planning & Strategy). Surabaya : CV. Penerbit Qiara Media.
[13] Kusnandar, Harisudin M, Adi RK, Qonita RA, Khomah I, Riptanti EW, Setyowati N. 2021. Perbaikan Kemasan sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Produk UKM Murni Snack. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2): 320-327.
[14] Barone C, Bolzoni L, Caruso G, Montanari A, Parisi S, Steinka I. 2015. Food Packaging Hygiene. Springer.
[15] Nasrulloh N, Pramono A, Amar MI. 2022. Program Pengembangan Kewirausahaan Melalui Strategi Pelatihan Pengemasan Dan Pelabelan Pangan Bagi UKM di Kelurahan Gandul Depok. Logista Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 6 (1): 176-180.
[16] Widiyanti E, Erlyna WR, Suherlan Y, Arief IS. 2022. Peningkatan Daya Saing UMKM Kacang J-Nut melalui Perbaikan Kemasan dan Pemasaran Online. Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5 (2): 244 – 250