INTRODUKSI ALAT PENGERING HYBRID PADA KELOMPOK JARING APUNG DI DESA SIKAKAP, KEC. SIKAKAP, KAB. KEPULAUAN MENTAWAI
Abstract
ABSTRAK
Desa Sikakap berada di Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai yang terletak di pulau Pagai Utara dengan potensi perikanan yang sangat tinggi. Salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat di desa tersebut adalah usaha ikan kering asin. Selama ini proses pengeraingan hanya mengandalkan energi matahari saja. Namun, karena letaknya yang dikelilingi lautan, maka iklim di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh angin musim. Curah hujan berkisar antara 2.500 - 4.700 mm/tahun dengan jumlah hari hujan antara 132 - 267 hari hujan per-tahun. Oleh sebab itu perlu diupayakan adanya teknologi pengeringan dalam mengatasi tingkat curah hujan yang tinggi tersebut. Disamping itu, dalam pengelolaan organisasi khalayak sasaran yang bergabung dalam Kelompok Jaring Apung (KJA) Selat Sikakap dan KJA Saruso Mudo, perlu ditingkatkan kemampuan anggotanya agar dapat menjalankan usaha dengan baik. Melalui program IbM, tim pengabdian melaksanakan kegiatan (1) pembuatan alat pengering hybrid dan evaluasi kinerja alat, (2) introduksi alat ke mitra, dan (3) melakukan pelatihan tentang tata kelola organisasi, pembukuan dan pemasaran. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra sangat terbantu dalam melakukan usaha produksi ikan asin dengan adanya alat pengering hybrid. Alat pengering hybrid yang diintroduksikan memiliki ukuran 220 cm x 90 cm x 100 cm (p x l x t) dengan sumber energi matahari dan gasĀ Liquified Petroleum Gas (LPG). Disamping itu, melalui kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok KJA dalam hal tata kelola organisasi dan pengelolaan keuangan serta strategi pemasaran usaha.
Kata kunci: Alat pengering hybrid, Ikan kering asin, Organisasi, Pemasaran.
ABSTRACT
Sikakap Village is in Sikakap District, Regency of Kepulauan Mentawai located on the island of North Pagai with a very high fishery potential. One of the activities undertaken by the community as a source of income in the village is salted dried fish business. However, the process to produce the salted dried fish only relies on solar energy. Due to its location which is surrounded by oceans, the climate in this region is strongly influenced by the wind season. Rainfall ranges from 2,500 - 4,700 mm / year with the number of rainy days between 132 - 267 rain days per year. Therefore, there should be a drying technology in overcoming the high rainfall level. In addition, capabilities of to govern organization of communinity who joint Kelompok Jaring Apung (KJA) Selat Sikakap and KJA Saruso Mudo should be improved to run the business properly. Through the IbM program, team carries out activities: (1) manufacture of hybrid dryers and performance evaluation tools, (2) introduction of tools to partners, and (3) conduct training on organizational governance, bookkeeping and marketing. The results show that the partners are very helpful in doing the business of salted fish production in the presence of hybrid dryers. The introduced hybrid dryers have a size of 220 cm x 90 cm x 100 cm (p x l x t) with solar and Liquified Petroleum Gas (LPG) energy sources. In addition, through this activity there is an increased knowledge and skills of KJA groups in terms of organizational governance and financial management as well as business marketing strategies.
Keywords: Hybrid dryer, Salted dried fish, Organization, Marketing.