IPTEK BAGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN: PENERAPAN METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) DI KECAMATAN NAMORAMBE, KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
SCI- TECH FOR COMMUNITY TO STRENGHTEN FOOD SECURITY: IMPLEMENTATION OF SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) IN NAMORAMBE DISTRICT, DELI SERDANG REGENCY, NORTH SUMATRA
Abstract
Meningkatkan produksi beras sebagai bahan pangan utama di Indonesia merupakan tantangan ketahanan pangan. Ketersediaan produksi dapat ditempuh tanpa harus meningkatkan penggunaan sumberdaya alam melalui peningkatan produktivitas lahan, mengingat masih besarnya kesenjangan antara produksi yang dihasilkan petani dan potensi yang dapat dicapai. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, melalui penyuluhan dan pelatihan yang bersifat partisipatip dengan implementasi langsung pada areal usahatani petani peserta (demonstrasi plot), meliputi: (i) pemupukan tepat (jenis, jumlah dan waktu aplikasi), (ii) teknik sederhana seleksi benih, (iii) teknik sederhana pengolahan jerami (limbah produksi padi) menjadi pupuk organik yang diaplikasikan dalam budidaya padi, dan (iv) teknik penanaman padi metode SRI (system of rice intensification) dengan dua bibit per lubang tanam dengan umur bibit lebih pendek. Hasil yang diperoleh: (i) produksi padi meningkat dari sekitar 5,4 ton menjadi 8,75 ton/ha (peningkatan 62 %), (ii) penggunaan bibit berkurang dari 40-50 kg menjadi 10 kg/ha (turun 75 – 80 %), biaya pengolahan tanah dan penggunaan pupuk (Urea, SP-36 dan KCl) berkurang 50 %, dan (iii) petani mampu mengolah limbah panen padi (jerami) menjadi pupuk organik yang penggunaannya akan meningkatkan kualitas tanah. Kegiatan ini diharapkan dapat dikembangkan dari tingkat demplot menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas sehingga teknik budidaya ini semakin cepat diadopsi oleh petani padi di Sumatera Utara.
Kata kunci: Ketahanan Pangan, Iptek bagi Masyarakat (IbM), Metode SRI (system of rice intensification), pengomposan pupuk organik, Sumatera Utara
ABSTRACT
Keywords: Food security, Sci-tech for community, System of Rice Intensification (SRI), Composting organic fertilizer, North SumatraTo increase rice production as a staple food in Indonesia is a challenge to food security in terms of availability, in line with population growth and an increase in per capita income. The availability of production can be pursued without having to increase the use of natural resources through increasing productivity, given the large gap between the production produced by farmers and the potential that can be achieved. This community service activity (sci-tech for the community) aims to increase rice production in Namorambe District, Deli Serdang Regency, North Sumatra, through participatory extension education and training with direct implementation in participating farmer’s farm (demonstration plots), including: (i) proper fertilization (type, quantity and time of application), (ii) simple seed selection techniques, (iii) simple composing techniques of paddy straw into organic fertilizers applied in rice cultivation, and (iv) rice planting method SRI (system of rice intensification) with two seeds per planting hole an earlier replanting. Results obtained: (i) rice production increased from about 5.4 tonnes to 8.75 tonnes / ha (an increase of 62%), (ii) the use of seeds was reduced from 40-50 kg to 10 kg / ha (decreased by 75 - 80 %), reducing of land processing costs as well as fertilizer application up to 50 %, and (iii) farmers are able to process rice harvest waste (paddy straw) to become organic fertilizer, which will improve soil quality. It is hoped that this method can be replicated to reach a wider group of farmers at the farm level.
Downloads
References
[2] Tempo. 2019. Kurang Gizi, Masalah Serius yang Masih Melanda Indonesia. Koran Tempo, Selasa, 3 September 2019 (https://gaya.tempo.co/read/12434 65/kurang-gizi-masalah-serius- yang-masih-melanda-indonesia). Diakses 22 Agustus 2020.
[3] FAO, 2019. The State of Food Security and Nutrition in the World. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nation.
[4] Republika. 2017. Produktivitas Padi IPB3S Bisa Tembus 12 Ton per Hektar. Harian Republika, Kamis, 13 September 2017 (https://republika.co.id/berita/ow75s4374/produktivitas-padi-ipb-3s-bisa-tembus-12-ton-per-ha). Diakses 23 Mei 2019.
[5] BPS, 2015. Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka 2015. Lubuk Pakam: BPS Deli Serdang
[6] Mardikanto, T. 2009. Membangun Pertanian Modern. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
[7] De Jager, A., Onduru, D., van Wijk, M. S., Vlaming, J. dan Gachini, G. N. 2001. Assessing Sustainability of Low External-input Farm Management Systems With The Nutrient Monitoring Approach: A Case Study in Kenya. Agricultural Systems. 69 (12): 99-118.
[8] Wardana, P.I, Sumedi danSetiaji, I. 2007. Gagasan dan Implementasi System of Rice Intensification (SRI) dalam kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE). Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
[9] Kementerian Pertanian. 2013. Pedoman Teknis Pengembangan System of Rice Intensification T.A. 2013. Jakarta: Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.
[10] Anugrah, I. S., Sumed dan Wardana, I.P. 2008. Gagasan Dan Implementasi System of Rice Intensification (SRI) Dalam Kegiatan Budidaya Padi Ekologis(BPE). Analisis Kebijakan Pertanian 6 (1): 75-99.
[11] Sugarda, T.J., Charina, A., Setiagustina, L. dan Setiawan, I. 2008. Kajian Pengembangan Usahatani Padi Organik SRI (system of rice intensification) Berwawasan Agribisnis Dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan Secara Berkelanjutan. Jurnal Agrikultura. 19 (1): 15-25.
[12] Purwantana, B. 2011. Kajian Input Energi Pada Budidaya Padi Metode System of Rice Intensification (Studies on Energy Input in System of Rice Intensification Method of Rice Cultivation). Agritech. 31 (1): 1-8.
[13] Wardana, P.I, Sumedi dan Setiaji, I. 2007. Gagasan dan Implementasi System of Rice Intensification (SRI) dalam kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE. Bogor: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
[14] Tripp, R. 2006. Is Low External Input Technology Contributing to Sustainable Agricultural Development. Natural Resource Perspective No. 102. Overseas Development Institute (ODI).
[15] De Jager, A., Onduru, D., dan Walaga, C. 2004. Facilitated Learning in Soil Fertility Management: assessing potential of low-external-input technologies in East Africans farming Systems. Agricultural Systems. 79(2004): 205-223.
[16] Qintamy, R.A., Harniati, dan Kusnadi, D. 2020. Tingkat Keberdayaan Petani Dalam Penerapan LEISA Pada Budidaya Ubi Jalar di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Jurnal Agribisnis dan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. 5(4): 131-140.Food and Agriculture Organization of the United Nation