PERBAIKAN USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG DENGAN INTERVENSI TEKNOLOGI PAKAN DAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK SILGA BERSATU KABUPATEN DHARMASRAYA
IMPROVEMENT OF BEEF CATTLE FARMING BUSINESS WITH FEED AND ANIMAL WASTE TECHNOLOGICAL INTERVENTION IN THE UNITED SILGA GROUP OF DHARMASRAYA DISTRICT
Abstract
Kelompok Silga Bersatu adalah kelompok usaha peternakan sapi potong yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Nagari Sialang Gaung Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, setiap tahun kelompok ini selalu dialokasikan dana oleh pemerintahan Nagari agar usahanya semakin berkembang. Kenyataannya usaha peternakan sapi potong yang dijalani oleh kelompok ini tidak mengalami perkembangan, baik dilihat dari jumlah populasi maupun dari kesejahteraan anggotanya. Permasalahan yang teridentifikasi adalah 1) anggota kelompok tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola limbah pertanian menjadi pakan ternak sapi potong melalui intervensi teknologi, dan 2) belum memiliki keterampilan dalam mengolah limbah kotoran ternak menjadi Pupuk Kompos (PK). Metode alih teknologi yang diterapkan untuk merubah pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok sasaran adalah menggunakan pendekatan penyuluhan sosialisasi, demonstrasi dan pelatihan. Pendekatan sosialisasi dan demonstrasi untuk pembuatan pakan Fermentasi Batang Pisang (FBP), serta pendekatan sosialisasi dan pelatihan untuk pembuatan Pupuk Kompos (PK). Hasil dari kegiatan adalah peternak yang tergabung dalam kelompok Silga Bersatu kenagarian Sialang Gaung sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah pertanian menjadi pakan Fermentasi Batang Pisang (FBP) bagi ternak sapi dan mampu mengolah limbah kotoran ternak sapi menjadi Pupuk Kompos (PK).
Kata Kunci : Intervensi teknologi, Fermentasi batang pisang, Pupuk kompos dan Perbaikan usaha peternakan sapi potong
ABSTRACT
The Silga Bersatu group is a beef cattle farming business group owned by the Nagari Sialang Gaung Business Entity, Koto Baru District, Dharmasraya Regency, every year this group is always allocated funds by the Nagari government so that its business is growing. In fact, the beef cattle farming business undertaken by this group has not progressed, both in terms of population and the welfare of its members. The problems identified are 1) group members do not have the knowledge and skills in managing agricultural waste into beef cattle feed through technological intervention, and 2) do not have the skills in processing livestock manure waste into Compost Fertilizer (CF). The technology transfer method applied to change the knowledge and skills of target group members is using the socialization, demonstration and training extension approach. Socialization and demonstration approach for making Fermented Banana Stem (FBS) feed, as well as socialization and training approach for making Compost Fertilizer (CF). The result of the activity is that farmers who are members of the Silga Bersatu group in Sialang Gaung village already have knowledge and skills in processing agricultural waste into Fermented Banana Stem (FBS) feed for cattle and are able to process cow dung waste into Compost Fertilizer (CF).
Keywords : Technological intervention, Fermented banana stem, Compost fertilizer and Improvement of beef cattle farming business
Downloads
References
2. Ediset, A. Anas, H. Susanty, I. Martaguri dan A. Suresti. 2023. Introduksi Inovasi Pakan Dan Perbaikan Kualitas Pupuk Untuk Peningkatan Produktifitas Peternak Sapi Di Kelompok Kubang Saiyo, Kecamatan Pauh Kota Padang . Jurnal Logista, Vol. 7, No. 1: Hal 109-114.
3. Pamungkas, D. G .2012. Usaha Penggemukan Sapi Potong dan Domba. Yogyakarta: Araska.
4. Saputro, D.D., R.W. Burhan dan Y. Wijayanti. 2014. Pengelolaan Limbah Peternakan Sapi Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Pada Kelompok Ternak Patra Sutera. Jurnal Rekayasa Vol. 12 No. 2, Hal: 91-98.
5. Adityawarman, A. C., Salundik, & Lucia. (2015). Pengolahan Limbah Ternak Sapi Secara Sederhana di Desa Pattalasang Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Pertanian, 3(3), 171 - 177.
6. Indraningsih, K.S. 2017. Strategi Diseminasi Inovasi Pertanian Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 2, Hal: 107-123.
7. A.W. Van Den Ban dan Hawkins, H.S. dan . 1999. Penyuluhan Pertanian, Diterjemahkan oleh Agnes Dwina Herdiasti. Kanisius, Jakarta.
8. Anwar, S. Fuad, M dan Amrizal, A. 2009. Ilmu Penyuluhan Pertanian. Universitas Andalas. Padang.
9. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian (1995). Pedoman Penyusunan Kurikulum Kompetensi Kerja dan Paket Keterampilan. Departemen Pertanian. Jakarta.
10. Arlina, F, dan Sabrina. 2018. Pemberdayaan masyarakat melalui seleksi galur murni dan budidaya itik kamang berbasis sumber daya lokal sebagai dasar penetapan rumpun dan konservasi plasma nutfah itik lokal di Kecamatan Tilatang Kamang. Buletin Ilmiah Nagari Membangun. Vol. 1, No. 3: Hal 32-39.
11. Thiasari N dan A I Setiyawan, 2016.Complete feed batang pisang terfermentasi dengan level protein berbeda terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan TDN secara in vitro. Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2).
12. Departemen Pertanian (1980), Silase sebagai Makanan Ternak. Deparetemen Pertanian. Balai Informasi Pertanian. Laporan Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
13. Mery, C.S. 2020. Kualitas Fisik Silase Batang Pisang Terhadap lama fermentasi yang Berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan , Vol. 1, Nomor 2, Hal: 40-48.
14. Nenobesi, D., Mella, W., & Soetedjo, P. (2017). Pemanfaatan Limbah Padat Kompos Kotoran Ternak dalam Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan dan Biomassa Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Pangan, 26, 43–55.
15. Subekti, K. (2015). Pembuatan kompos dari kotoran sapi (komposting). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.